search

Kamis, 10 Maret 2011

SEJARAH YOUTUBE


Pada 9 Oktober 2006, dari Mountain View, California, satu berita besar tersebar ke seluruh
dunia. Semua rumor dan dugaan yang beredar selama ini akhirnya terjawab. Hampir semua
media massa di seluruh dunia meliput berita ini. Hari itu, Google Inc., perusahaan search
engine
terbesar di dunia, mengumumkan bahwa mereka telah setuju mengakuisisi YouTube, sebuah
perusahaan penyedia layanan jasa bagi orang-orang yang ingin melihat dan berbagi video
mereka melalui internet. Harga yang ditawarkan tidak main-main, mencapai 15,67 triliun rupiah
dalam bentuk transaksi saham.
Youtube saat ini memang telah menjadi salah satu ikon dunia internet, padahal YouTube baru
dikembangkan dua puluh satu bulan sebelum dibeli oleh google, sebuah periode waktu yang
sangat singkat. Hal inilah yang membuat penulis buku ini, Yudhi Herwibowo, mengangkat kisah
sukses YouTube kedalam sebuah buku. Bagi Yudhi, sistem YouTube sampai sekarang masih
membuatnya tak percaya. Walalupun ide situs video sharing bukanlah ide yang pertama,
kemasan YouTube terasa begitu sempurna. Kesederhanaan ditunjang dengan teknologi paling
mutakhir di belakangnya, menjadi kombinasi yang sangat unik, karena selama ini yang kita
tahu, teknologi mutakhir selalu diikuti dengan kerumitannya.
Youtube didaftarkan pertama kali dengan nama domain YouTube.com pada 15 Februari 2005.
Situsnya sendiri baru mulai dibangun beberapa bulan kemudian. Sebagai tempat sementara,
dipilih garasi di Menlo Park milik satu di antara ketiga pemuda itu. Garasi tersebut sangat
sederhana dan tidak dapat dikatakan besar, tetapi dapat menampung beberapa komputer
sekaligus. Tiga bulan kemudian, tepatnya Mei 2005, YouTube akhirnya di-launching ke publik.
Awalnya hanya sekedar situs preview-nya saja. Enam bulan kemudian, barulah YouTube
memulai debut resminya.
Garasi tampaknya menjadi tempat yang mengawali semua kesuksesan itu, seperti ketika Apple
didirikan, begitu juga dengan Microsoft, eBay, dan Hewlet Packard. Saat itu, satu media
ternama di Amerika Serikat menyebut langkah memulain usaha dari garasi sebagai
langkah-langkah malaikat karena sangat sederhana, sekaligus sangat dekat dengan aroma kesuksesan.
Dalam waktu relatif singkat, YouTube tumbuh semakin besar dan besar. Situs tersebut
memperoleh gelombang publikasi awal ketika menampilkan video singkat berjudul Lazy Sunday
yang diambil dari acara populer
Saturday Night Live
. Namun, ini hanyalah awal kepopuleran yang lebih besar. Perusahaan ini mengalami
pertumbuhan publikasi yang sangat baik, terutama melalui pembicaraan-pembicaraan online di
dunia maya.
Dalam buku yang diberi judul YouTube A Success Story ini, profil tiga anak muda dibalik
kesuksesan YouTube ditampilkan juga oleh Yudhi. Mereka adalah Chad Hurley, Steve Chan,
dan Jawed Karim. Chad Hurley lahir pada 1977 dan tumbuh di Pennsylvania Selatan, tepatnya
di Birdsboro. Dia putra pasangan Donald, seorang konsultan keuangan, dan JoAnn, seorang
guru. Chad memiliki kecenderungan dalam bidang seni. Ia juga menyukai bisnis dan teknologi.
Tanpa sadar, ia sudah kerap menggabungkan minat-minatnya tersebut. Saat duduk di kelas 9,
ia membuat amplifier yang memenangkan juara ketiga Kompetisi Elektronik Nasional. Pada
1999, Chad menyelesaikan kuliahnya di Indiana University of Pennsylvania. Awalnya, ia
mengambil jurusan ilmu komputer, tetapi kemudian dia memutuskan beralih ke jurusan desain
grafis dan percetakan.
Steve Shih Chen lahir pada Agustus 1978 di Taiwan. Ia tinggal di Taipei sampai usia delapan
tahun. Keluarganya kemudian berimigrasi ke Amerika Serikat. Ia mendaftar di John Hersey
High School
serta
Illionis Math and Science Academy
. Steve kemudian kuliah di University of Illionis di Urbana-Champaign. Ia adalah satu di antara
karyawan-karyawan awal PayPal. Tempat ia bertemu Chad Hurley dan Jawed Karim.
Jawed Karim dilahirkan di Merseburg, Jerman Timur, 1979. Ayahnya, Naimul Karim, adalah
periset berkebangsaan Bangladesh pada perusahaan 3M. Ibunya, Christine Karim, adalah
profesor asisten penelitian biokimia di University of Minnesota. Karim menghabiskan masa
kanak-kanaknya di Jerman. Namun, pada 1992, keluarganya pindah ke Amerika Serikat. Ia
lulus dari Central High School
(Saint Paul, Minnesota) dan mendaftar di
University of Illinois
di Urbana-champaign.Ketiga anak muda tadi bertemu saat masih menjadi karyawan di PayPal. Pertemuan ketiganya
terjadi ketika mereka frustasi saat berusaha mengirim e-mail yang berisi klip video. Mereka
kemudian menyempurnakan infrastruktur platform video sharing mereka selama beberapa jam.
Dari sini, guratan takdir menuju keberuntungan dimulai. Sesuatu yang mereka rintis tampaknya
mulai membuahkan hasil-hasil yang sangat luar biasa.
Profil yang lebih lengkap dari ketiganya bisa dibaca lebih jauh dalam buku yang diterbitkan oleh
penerbit Mizan setebal 162 halaman ini. Begitu juga dengan liku-liku perjalanan YouTube,
konsep YouTube sehingga bisa menghasilkan begitu banyak keuntungan, sampai
permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh YouTube berkaitan dengan hak cipta.
Dibandingkan dengan buku lain yang sejenis, seperti misalnya buku Kisah Sukses Google
yang ditulis oleh David A. Vise, buku ini memang masih kurang greget dalam membedah kisah
kesuksesan YouTube. Yudhi belum menyelami lebih dalam bagaimana budaya kerja di
YouTube, bagaimana nilai-nilai yang dianut oleh ketiga pendirinya sehingga bisa
mengembangkan sebuah perusahaan internet yang berskala global dan bisa bertahan hingga
saat ini. Yudhi tampaknya hanya mengambil data-data yang tersedia di internet tanpa
melakukan wawancara lebih lanjut dengan orang-orang yang terlibat di balik kesuksesan
YouTube. Tapi kekurangan ini tentu saja bisa kita maklumi, sebab David A. Vise, sang penulis
kisah sukses Google, adalah orang Amerika yang mempunyai akses untuk mewancarai
tokoh-tokoh Google dan orang-orang disekitarnya.
Terlepas dari kekurangan tersebut, buku ini cukup layak dibaca oleh Anda yang ingin
mengetahui bagaimana sebuah perusahaan internet dibangun dan dikembangkan untuk
kemudian menghasilkan keuntungan yang mencengangkan. Selain itu, dibahas juga
bagaimana mengunduh video YouTube tanpa menggunakan plugin dan software tambahan
pada browser Firefox dan Opera.
semoga bermanfaat....
salam T.I......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

komentar

KAOS K.I.T Rp 50.000

KAOS K.I.T Rp 50.000

video tutorial